Selasa, 24 November 2009

Berpegang Teguh kepada Peta Kehidupan

Berpegang Teguh kepada Peta Kehidupan

Ikhwatu iman yang mengharap keridloan Allah SWT. al-qur'an dan sunah merupakan pedoman bagi kita selaku kaum muslimin, dari sanalah kita kita menjadi tau bagaimana kita beribadah kepada Allah SWT. Dan dari sana pula kita tau bagaimana caranya mengikuti sunah Nabi SAW. Oleh karena itu, kehidupan kita sebagai kaum muslimin tentunya harus sesuai dengan qur’an dan sunah Nabi SAW. baik dalam segi ibadah maupun muamalah. Jikalau kehidupan kita sesuai dengan qur’an dan sunah, maka kita tidak akan tersesat dalam mengarungi kehidupan yang fana ini. Kalau kita lihat keterangan-keterangan yang ada dalam al-qur’an maupun hadits-hadits Nabi SAW. mengenai kehidupan di dunia ini, bisa dikatakan bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara. Terkadang al-qur’an menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah permainan belaka, seperti pada firman Allah SWT . Qs.Al-hadiid ayat 20:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu liat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari allah serta keridlaan-Nya. Dan kehidupan di dunia ini hanya kesenangan yang menipu.”
Dengan keterangan di atas, maka sudah semestinya kita memikirkan bagaimana caranya agar kita tidak terlalaikan dan bagaimana caranya-
pula kita tidak tertipu dengan kehidupan ini. Jangan sampai kita seperti orang yang di jelaskan dalam firman allah tersebut. Seorang petani yang bangga atas tanamannya yang bagus, daunnya hijau, pohonnya montok, dan buahnyapun banyak. Akan tetapi ketika allah SWT. menjadikan tanamannya kering sehingga hancur, maka apalah daya petani tersebut tidak bisa berbuat apa-apa dan tanaman yang dibangakan serta diharapkan menghasilkan hasil yang sempurna, ternyata tidak bisa menghasilkan apa-apa yang dapat dinikmati oleh petani tersebut.
Ikhwatu iman yang mengharap keridloan Allah SWT. seperti halnya orang-orang yang berbangga diri terhadap harta, pangkat, jabatan, ataupun yang lainnya. Tidak sedikit dari mereka lupa karena hal tersebut, banyak orang yang mempunyai harta yang banyak tetapi melupakan zakat, infaq, shadaqoh, dan kewajiban yang lainnya. Mereka bermegah-megahan dengan harta tersebut, sedangkan orang-orang yang disekitarnya banyak yang melarat, bahkan terkadang untuk mendapatkan sesuap nasipun mereka harus banting tulang bekerja, tidak kah mereka memperhatikan orang-orang disekitarnya. Dan juga tidak sedikit orang-orang yang mempunyai pangkat dan jabatan tidak bisa memegang amanah tersebut, mereka berbuat dengan seenaknya seakan-akan mereka akan hidup selamanya.
Ketika didunia mereka merasa berbangga atas hal tersebut sehingga melupakan kewajibannya terhadap allah, namun ketika Allah SWT. Meminta pertanggung jawaban terhadap amanah yang diberikan kepadanya, maka dirinya akan merasa menyesal. Harta yang begitu banyak, pangkat dan jabatan yang begitu tinggi, ternyata tidak bisa membantunya dalam menyelesaikan pertanggung jawaban terhadap Allah SWT.
Ikhwatu iman yang mengharap keridloan Allah SWT. Supaya kita tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan yang fana ini, maka dibutuh kanlahsebuah pedoman atau sebuah peta perjalanan. Seperti halnya, jikalau kita akan melakukan sebuah perjalanan yang melewati padang pasir ataupun Lautan yang membentang luas, tentunya kita membutuhkan sebuah peta perjalanan. Agar kita mencapai tujuan tepat waktu dan tidak tersesat diperjalanan.
Sejak dahulu, Rosulallah SAW. Sudah mewariskan sebuah pedoman atau peta perjalanan yang mana jikalau kita berpegang teguh pada pedoman itu, maka kita tidak akan tersesat. Dalam hadits dijelaskan sebagai berikut:
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya; Kitabullah dan Sunnah nabiNya,” (HR . Imam Malik).
Di dalam firman Allah SWT. Surat Ali- Imran ayat 138, di jelaskan sebagai berikut:
“ini (Al Quran) adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”
namun pada kenyataannya, banyak orang-orang islam tidak dapat memanfaatkan warisan tersebut. Maka jangan salah, jikalau kehidupan orang islam dari mulai gaya hidup, pergaulan dimasyarakat, budaya, dan sebagainya. Terkadang tidak sesuai dengan ajaran islam itu sendiri, dikarenakan mereka tidak berpegang teguh terhadap qur’an dan sunah. Kalau dilihat dari sudut pandang ilmu ushul fiqih, firman allah tersebut dapat diambil mafhum mukhalafah yaitu kalaulah al-qur’an sudah tidak tidak menjadi petunjuk serta pelajaran bagi umat islam, berarti umat islam itu sendiri sudah tidak bertaqwa.
Ikhwatu iman yang mengharap keridloan Allah SWT. Agar hal tersebut tidak terjadi kepada kita, marilah mulai dari sekarang kita kembalikan kehidupan kita kepada qur’an dan sunah. Karena itu merupakan pedoman hidup kita selaku umat muslim. Mudah-mudahan dengan semakin majunya Zaman semakin meningkat pula ibadah kita kepada Allah SWT. jangan sampai semakin majunya Zaman semakin jauh pula ibadah kita kepada allah SWT.
Jadikanlah segala apa yang ada dipermukaan bumi ini sebagai fasilitas ibadah kita kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam bi showab.
Mohon maaf atas kesalahan dan kekurangannya.
Penulis oleh: Samsu Radiansyah.